Panduan untuk Masa Tinggal Haji Berdasarkan Kondisi Jemaah: Risti 15 Hari


Jakarta

Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi) telah mengajukan beberapa rekomendasi penting kepada Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) terkait kebijakan istitha’ah kesehatan haji. Dalam usulan tersebut, sebanyak 16 poin diuraikan untuk memperbaiki pengalaman ibadah haji bagi seluruh jemaah.

Salah satu poin utama rekomendasi ini adalah penyesuaian masa tinggal jemaah haji di Tanah Suci berdasarkan kondisi kesehatan masing-masing individu. Dalam konteks ini, Perdokhi telah memperkenalkan inisiatif baru yang dikenal sebagai Program Haji Berjenjang.

Program ini bertujuan untuk menghindari komplikasi kesehatan yang mungkin timbul akibat kelelahan selama pelaksanaan ibadah haji. Untuk mencapai tujuan ini, Perdokhi membagi perjalanan haji ke dalam tiga kategori berdasarkan lama tinggal jemaah.


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut adalah kategori-kategori yang diusulkan oleh Perdokhi:

  • Haji Reguler (40 hari): Program ini ditujukan untuk jemaah dengan kondisi fisik yang prima, yang mampu menjalani seluruh rangkaian ibadah, ziarah, dan kunjungan yang diperlukan.
  • Haji Terbatas (25 hari): Dikhususkan bagi jemaah yang hanya dapat mengikuti ibadah inti, mencakup rukun dan wajib, dan diperuntukkan bagi mereka yang memiliki keterbatasan waktu atau masalah kesehatan.
  • Haji Prioritas (15 hari): Program ini menyasar jemaah dengan kondisi kesehatan khusus, faktor risiko tinggi, atau kebutuhan medis mendesak, serta menawarkan fasilitas ekstra dan pendampingan.

Usulan Lain dari Perdokhi

Dalam menjalankan ibadah haji yang aman dan efektif, Perdokhi merekomendasikan penilaian istitha’ah kesehatan haji yang lebih terukur dan profesional. Penilaian ini akan melibatkan parameter biometrik yang lebih ketat, termasuk pengukuran Volume Oksigen Maksimal (VO2max) bagi jemaah.

Selain itu, Perdokhi juga mengusulkan agar ada program pembinaan yang mencakup aspek fisik, kognitif, mental, dan spiritual. Ini penting untuk mempersiapkan jemaah Haji secara menyeluruh sebelum keberangkatan.

Baca juga:  Apa Saja Fungsi dan Wewenang Kementerian Haji dan Umrah?

Aspek kesehatan juga menjadi perhatian khusus, di mana Perdokhi menekankan perlunya kolaborasi dengan BPJS dan pemanfaatan teknologi kesehatan untuk meningkatkan standar pelayanan kesehatan jemaah haji.

Salah satu syarat yang direkomendasikan adalah menjadikan istitha’ah kesehatan sebagai syarat pelunasan Ongkos Naik Haji (ONH), guna memastikan bahwa semua jemaah yang berangkat memiliki kondisi kesehatan yang baik.

Pentingnya vaksinasi juga ditekankan dalam rekomendasi ini. Perdokhi merekomendasikan penambahan vaksin influenza berbasis sel dan vaksin pneumonia sebagai langkah pencegahan. Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.K.F.R, MARS, AIFO-K, Ketua Umum Perdokhi, menjelaskan bahwa vaksin influenza sebaiknya diberikan sekitar sebulan sebelum keberangkatan, sementara imunomodulator disarankan untuk rutin diberikan mulai tiga bulan sebelum keberangkatan.

“Rekomendasi lainnya mencakup pemberian imunomodulator lokal seperti ekstrak Phyllantus niruri, yang sebaiknya dikonsumsi bersamaan dengan multivitamin setiap hari dari tanah air. Ini akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh jemaah menghadapi risiko infeksi tinggi saat di kerumunan,” ungkap Prof. Muchtaruddin Mansyur, Ketua Dewan Pembina Perdokhi, dalam kesempatan yang sama.

Kesehatan dan Keselamatan Jemaah Haji

Dengan meningkatnya jumlah jemaah haji setiap tahunnya, fokus pada kesehatan dan keselamatan sangatlah penting. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan jemaah, dari kondisi cuaca hingga kepadatan kerumunan.

Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab penting bagi semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan ibadah haji untuk mematuhi rekomendasi ini dan memastikan bahwa jemaah haji dapat beribadah dengan nyaman dan aman.

Program Haji Berjenjang tidak hanya akan meningkatkan pengalaman ibadah, tetapi juga memberikan perlindungan tambahan terhadap risiko kesehatan yang mungkin muncul. Ini saatnya untuk memperbarui pendekatan terhadap penyelenggaraan ibadah haji agar lebih sesuai dengan kondisi kesehatan individu setiap jemaah.

Baca juga:  Siapa yang Akan Menjadi Menteri Urusan Haji dan Umrah?

Dengan pelaksanaan yang baik atas rekomendasi ini, diharapkan semua jemaah dapat menyelesaikan rangkaian ibadah haji dengan selamat, dan kembali ke tanah air dengan pengalaman yang positif dan tak terlupakan.

Siap untuk Haji yang Tidak Terlupakan?

Kunjungi kami di Haji Cepat untuk mempersiapkan perjalanan ibadah haji Anda dengan lebih baik. Kami menyediakan semua informasi dan layanan yang Anda butuhkan untuk memastikan pengalaman haji yang aman dan berkesan.

Source link

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top