Ibu Menyusui Umrah Tanpa Anak, Berikut Beberapa Tipsnya



Jakarta – Setiap panggilan ke Tanah Suci selalu melahirkan kisah yang tak terlupakan. Bagi seorang ibu menyusui, kabar keberangkatan umrah bisa menjadi hadiah besar sekaligus tantangan. Ini adalah momen yang sarat dengan rasa syukur dan haru, terutama ketika harus meninggalkan si kecil yang masih bergantung sepenuhnya pada air susu ibu (ASI).

Penulis artikel ini mengalaminya sendiri saat melaksanakan umrah pada tahun 2023 ketika anaknya baru berusia tiga bulan. Meskipun umrah selama sembilan hari terdengar singkat, perjalanan ini bagi seorang ibu menyusui adalah tantangan yang tak dapat diremehkan. Lantas, bagaimana seharusnya mempersiapkan semuanya agar perjalanan ibadah ini tetap berjalan lancar dan khusyuk?

Pastikan Stok ASIP Cukup

Persiapan harus dilakukan jauh sebelum keberangkatan. Penulis memutuskan untuk mulai rutin memerah dan menyimpan ASIP sebulan sebelum berangkat. Setiap kantong yang berisi ASI disusun rapi dalam freezer, seakan-akan menyiapkan bekal perjalanan panjang untuk si kecil yang harus ditinggalkan.

Salah satu langkah awal yang tak boleh terlewat adalah berkonsultasi dengan konselor laktasi. Dari sini, kita bisa memahami berapa banyak kebutuhan ASI harian bayi, serta cara menjaga kualitas ASI perah. Di sisi lain, dukungan keluarga juga menjadi aspek penting. Pastikan ada seseorang yang dipercaya untuk mengasuh bayi, serta memahami cara menangani ASIP. Ini mencakup mulai dari mencairkan, menghangatkan, hingga melatih si kecil minum dari cup feeder atau botol susu.

Pumping di Tanah Suci

Melaksanakan umrah tidak menghalangi penulis untuk tetap memerah ASI. Pompa handsfree menjadi solusi praktis yang sangat membantu. Dalam tas, terdapat cooler bag dan ice pack untuk menjaga kesegaran ASI yang diperah. Penulis menitipkan ASI yang sudah diperah di freezer hotel dengan label nama dan nomor kamar supaya tidak terjadi kebingungan.

Baca juga:  Kisah Staf Ahli Gubernur DIY Stop Merokok, Uangnya Ditabung untuk Daftar Haji

Setibanya di Madinah, jarak hotel dengan Masjid Nabawi cukup dekat sehingga setelah salat, penulis bisa kembali ke kamar untuk memerah ASI, lalu kembali lagi untuk beribadah. Ini adalah strategi yang efektif agar tetap dapat memenuhi kebutuhan si kecil tanpa mengganggu ibadah.

Tips untuk Ibu Menyusui yang Ingin Umrah

1. **Rencanakan Stok ASIP Jauh Hari**: Penting untuk rutin memerah ASI sebelum keberangkatan agar bayi memiliki cadangan yang cukup. Jangan menunggu terlalu dekat dengan hari keberangkatan untuk mulai.

2. **Siapkan Support System**: Pastikan keluarga atau pengasuh memahami cara menangani ASIP dengan baik. Mereka harus tahu cara mencairkan dan menghangatkan ASI agar si kecil tetap mendapatkan nutrisi yang terbaik.

3. **Bawa Perlengkapan Lengkap**: Pastikan untuk membawa pompa handsfree, plastik ASIP, cooler bag, dan ice pack ekstra. Ini semua adalah peralatan penting yang akan membantu Anda mengekspresikan ASI dengan nyaman.

4. **Tetap Disiplin dalam Pumping**: Usahakan untuk memerah setiap 2-3 jam sesuai dengan waktu yang paling memungkinkan. Ini akan membantu menjaga produksi ASI tetap lancar.

5. **Luruskan Niat**: Anggaplah memerah ASI juga sebagai bagian dari ibadah. Dengan hati yang tenang, proses pemerahannya akan lebih lancar.

Umrah tanpa kehadiran si kecil memang bukanlah hal yang mudah. Akan tetapi, dengan persiapan matang, dukungan keluarga, dan niat yang tulus, seorang ibu masih bisa mensyukuri perjalanan ibadah ini dengan khusyuk, sementara sang anak tetap mendapatkan haknya untuk mendapatkan ASI terbaik dari ibunya.

ASI yang sudah dibekukan nantinya bisa dipacking dengan ice pack dan bubble wrap untuk memastikan bahwa ASI tetap beku selama perjalanan. Pastikan untuk membungkusnya dengan lakban dan berkoordinasi dengan travel yang diikuti untuk menginformasikan bahwa Anda membawa ASIP beku dalam koper bagasi.

Baca juga:  Harga dan Jadwal Paket Umroh dari Jakarta 26 Oktober - 5 Desember 2025

Selain itu, selama perjalanan, jangan lupa untuk membawa alat pemerah ASI dan cooler bag jika ada kesempatan untuk memerah di dalam pesawat. Struktur waktu dan ruang juga penting untuk memastikan proses ini berjalan dengan baik.

Kesimpulan

Pengalaman umrah bagi seorang ibu menyusui adalah perjalanan yang penuh tantangan dan kebahagiaan. Dengan perencanaan yang baik, dukungan dari keluarga, dan persiapan yang matang, tentu saja perjalanan tersebut bisa menjadi salah satu pengalaman yang paling berkesan dalam hidup.

Pastikan Anda mengikuti semua langkah di atas untuk menjalani umrah yang tidak hanya menyentuh jiwa, tetapi juga tetap memenuhi hak dan kebutuhan si kecil. Melaksanakan ibadah sambil memberikan yang terbaik bagi buah hati Anda adalah bentuk cinta dan pengorbanan yang tak ternilai.

Siap untuk Haji yang Tidak Terlupakan?

Kunjungi halaman kami untuk merencanakan perjalanan ibadah Anda!

(lus/kri)

Source link

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top